1. Syiah menganggap golongan Ahli Sunnah wal-Jamaah sebagai Nasibi(نَاصِبِي) “Penipu, Pembangkang atau penentang Ali bin Abi Talib” karena mereka mendahulukan Abu Bakar, ‘Umar dan ‘Utsman sebagai khalifah. Begitu juga ulama Syiah mengkafirkan pengikut mazhab Syafie, Hambali, Maliki dan Hanafi karena mereka digolongkan sebagai an-Nasibi. Menurut ulama Syiah lagi:
“Dalam kalangan ulama (Ahli Sunnah) dari Malik, Abi Hanifah, Syafie, Ahmad dan Bukhari semua mereka kafir dan terlaknat”.[1]
Keyakinan Syiah yang sesat ini diambil dari keterangan ulama mereka Syeikh Husein al-’Usfur ad-Darazi al-Bahrani. Beliau menegaskan:
“Riwayat-riwayat para imam menyebutkan bahwa an-Nasibi (si Kafir) adalah mereka yang digelar Ahli Sunnah wal-Jamaah”.[2]
2. Syiah menganggap seluruh Ahli Sunnah wal-Jamaah kafir yang setara dengan orang-orang kafir musyrikin dan najis. Berkata Abu Qasim al-Musawi al-Khuri (ulama besar Syiah):
“Najis ada sepuluh jenis, yang ke sepuluh adalah orang kafir, yaitu yang tidak beragama atau yang beragama bukan Islam atau beragama Islam menolak yang datang dari Islam. Dalam hal ini tidak ada perbedaan antara murtad, kafir asli, kafir zimmi, Khawarij yang ghalu atau an-Nasibi (Ahli Sunnah wal-Jamaah)”.[3]
Berkata Ruhullah al-Musawi (ulama Syiah):
“Sesungguhnya an-Nasibi (Ahli Sunnah wal-Jamaah) dan Khawarij dilaknati Allah Subhanahu wa-Ta’ala. Keduanya adalah najis tanpa diragukan lagi”.[4]
3. Syiah mengkafirkan Ahli Sunnah kerana tidak mengimani Imam Dua Belas. Berkata Yusuf al-Bahrani (ulama Syiah):
“Tidak ada perbedaan antara orang yang kafir kepada Allah Subhanahu wa-Ta’ala, RasulNya dan yang kafir kepada para Imam Dua Belas”.[5]
Dan berkata Kamil Sulaiman (ulama Syiah):
“barangsiapa yang meyakini para Imam Dua Belas maka dia adalah orang yang beriman dan barangsiapa yang mengingkarinya dia adalah kafir”.[6]
Syiah menghalalkan darah dan harta Ahli Sunnah. Berkata Muhammad bin Ali Babawaihi al-Qummi, dia meriwayatkan dari Daud bin Farqad:
“Aku bertanya kepada Abu Abdullah ‘alaihis salam: Bagaimana pendapat engkau membunuh an-Nasibi (Ahli Sunnah wal-Jamaah)? Dia menjawab: Halal darahnya akan tetapi lebih selamat bila engkau sanggup menimpakan dengan tembok atau menenggelamkan (mati lemas) ke dalam air supaya tidak ada buktinya. Aku bertanya lagi: Bagaimana dengan hartanya? Dia menjawab: Rampas sahaja semampu mungkin”.[7]
Berkata Abu Ja’far ath-Thusi (ulama Syiah):
“Berkata Abu Abdullah ‘alaihis salam (Imam as-Sadiq): Ambillah harta an-Nasibi (Ahli Sunnah wal-Jamaah) dari jalan apapun kamu mendapatkannya dan berikan kepada kami seperlima”.[8]
Yusuf al-Bahrani berkata (ulama Syiah):
“Dari dahulu sehinggalah sekarang, bahwa an-Nasibi kafir dan najis secara hukum, dibolehkan mengambil segala harta benda mereka bahkan dihalalkan membunuhnya”.[9]
Begitulah sikap golongan Syiah terhadap Ahli Sunnah wal-Jamaah yang mereka gelar sebagai an-Nasibi. Mereka bukan sahaja memusuhi Ahli Sunnah malah mengistiharkan bunuh dan rampas harta benda Ahli Sunnah wal-Jamaah. Dan rampasan tersebut dianggap oleh mereka sebagai ganimah (harta rampasan perang).
Footnote :
[1]. Lihat: Asy-Syiah wa as-Sunnah. Hlm. 7. Ihsan Ilahi Zahiri.
[2]. Lihat: Al-Masail al-Khurasaniyah. Hlm. 147.
[3]. Lihat: Manhaj Shalihin. (1/116).
[4]. Lihat: Tahrirul al-Wasilah. (1/116). Cetakan Beirut.
[5]. Lihat: Al-Hadiq an-Nadirah. (28/153). Cetakan Beirut.
[6] Lihat: Kitabul Khalash Fi Zilli al-Qaimmul Mahdi. Hlm. 44. Cetakan Beirut, Lebanon.
[7]. Lihat: ‘Ilal asy-Syar’i. Hlm. 44. Cetakan Beirut.
[8]. Lihat: Tahzibul Ahkam. (1V/122) Cetakan Tehran.
[9]. Lihat: Al-Hadiq an-Nadirah Fi Ahkam al-Atraf at-Tahirah. (X11/323-324).
“Dalam kalangan ulama (Ahli Sunnah) dari Malik, Abi Hanifah, Syafie, Ahmad dan Bukhari semua mereka kafir dan terlaknat”.[1]
Keyakinan Syiah yang sesat ini diambil dari keterangan ulama mereka Syeikh Husein al-’Usfur ad-Darazi al-Bahrani. Beliau menegaskan:
“Riwayat-riwayat para imam menyebutkan bahwa an-Nasibi (si Kafir) adalah mereka yang digelar Ahli Sunnah wal-Jamaah”.[2]
2. Syiah menganggap seluruh Ahli Sunnah wal-Jamaah kafir yang setara dengan orang-orang kafir musyrikin dan najis. Berkata Abu Qasim al-Musawi al-Khuri (ulama besar Syiah):
“Najis ada sepuluh jenis, yang ke sepuluh adalah orang kafir, yaitu yang tidak beragama atau yang beragama bukan Islam atau beragama Islam menolak yang datang dari Islam. Dalam hal ini tidak ada perbedaan antara murtad, kafir asli, kafir zimmi, Khawarij yang ghalu atau an-Nasibi (Ahli Sunnah wal-Jamaah)”.[3]
Berkata Ruhullah al-Musawi (ulama Syiah):
“Sesungguhnya an-Nasibi (Ahli Sunnah wal-Jamaah) dan Khawarij dilaknati Allah Subhanahu wa-Ta’ala. Keduanya adalah najis tanpa diragukan lagi”.[4]
3. Syiah mengkafirkan Ahli Sunnah kerana tidak mengimani Imam Dua Belas. Berkata Yusuf al-Bahrani (ulama Syiah):
“Tidak ada perbedaan antara orang yang kafir kepada Allah Subhanahu wa-Ta’ala, RasulNya dan yang kafir kepada para Imam Dua Belas”.[5]
Dan berkata Kamil Sulaiman (ulama Syiah):
“barangsiapa yang meyakini para Imam Dua Belas maka dia adalah orang yang beriman dan barangsiapa yang mengingkarinya dia adalah kafir”.[6]
Syiah menghalalkan darah dan harta Ahli Sunnah. Berkata Muhammad bin Ali Babawaihi al-Qummi, dia meriwayatkan dari Daud bin Farqad:
“Aku bertanya kepada Abu Abdullah ‘alaihis salam: Bagaimana pendapat engkau membunuh an-Nasibi (Ahli Sunnah wal-Jamaah)? Dia menjawab: Halal darahnya akan tetapi lebih selamat bila engkau sanggup menimpakan dengan tembok atau menenggelamkan (mati lemas) ke dalam air supaya tidak ada buktinya. Aku bertanya lagi: Bagaimana dengan hartanya? Dia menjawab: Rampas sahaja semampu mungkin”.[7]
Berkata Abu Ja’far ath-Thusi (ulama Syiah):
“Berkata Abu Abdullah ‘alaihis salam (Imam as-Sadiq): Ambillah harta an-Nasibi (Ahli Sunnah wal-Jamaah) dari jalan apapun kamu mendapatkannya dan berikan kepada kami seperlima”.[8]
Yusuf al-Bahrani berkata (ulama Syiah):
“Dari dahulu sehinggalah sekarang, bahwa an-Nasibi kafir dan najis secara hukum, dibolehkan mengambil segala harta benda mereka bahkan dihalalkan membunuhnya”.[9]
Begitulah sikap golongan Syiah terhadap Ahli Sunnah wal-Jamaah yang mereka gelar sebagai an-Nasibi. Mereka bukan sahaja memusuhi Ahli Sunnah malah mengistiharkan bunuh dan rampas harta benda Ahli Sunnah wal-Jamaah. Dan rampasan tersebut dianggap oleh mereka sebagai ganimah (harta rampasan perang).
Footnote :
[1]. Lihat: Asy-Syiah wa as-Sunnah. Hlm. 7. Ihsan Ilahi Zahiri.
[2]. Lihat: Al-Masail al-Khurasaniyah. Hlm. 147.
[3]. Lihat: Manhaj Shalihin. (1/116).
[4]. Lihat: Tahrirul al-Wasilah. (1/116). Cetakan Beirut.
[5]. Lihat: Al-Hadiq an-Nadirah. (28/153). Cetakan Beirut.
[6] Lihat: Kitabul Khalash Fi Zilli al-Qaimmul Mahdi. Hlm. 44. Cetakan Beirut, Lebanon.
[7]. Lihat: ‘Ilal asy-Syar’i. Hlm. 44. Cetakan Beirut.
[8]. Lihat: Tahzibul Ahkam. (1V/122) Cetakan Tehran.
[9]. Lihat: Al-Hadiq an-Nadirah Fi Ahkam al-Atraf at-Tahirah. (X11/323-324).
0 komentar:
Posting Komentar