Ad-Dzahabi mengungkapkan dalam menuturkan biografi Khalifah Abbasiyah, al-Mustanjid billah, "Seorang pemimpin, apabila memiliki kecerdasan dan agama yang kuat, urusan pemerintahannya akan berlangsung baik. Apabila kemampuan akalnya lemah dan agamanya bagus, kecemburuan agamanya akan mendorong dirinya untuk bermusyawarah dengan orang-orang yang konsekuen, sehingga urusannya juga bisa berlangsung baik, kondisinya juga akan berjalan baik. Namun apabila agamanya rusak meski otaknya cemerlang, negara beserta rakyatnya akan sengsara. Kecerdasan otaknya tidak jarang malah mendorongnya untuk memperbaiki kekuasaannya beserta rakyatnya untuk urusan dunia saja, bukan untuk ketakwaan. Sementara apabila kemampuan otaknya lemah, agama dan persepsinya juga lemah, akan banyak terjadi kerusakan, rakyat akan terbengkalai, dan mereka semua akan menjadi korbannya, kecuali bila masih ada keberanian, ketangkasan dan kharisma, kondisinya bisa sedikit diperbaiki.
Namun apabila ia seorang pengecut yang lemah agamanya, miskin gagasan, banyak memaksakan diri, berarti ia mengorbankan dirinya untuk menerima bencana segera. ; bisa jadi karena ia akan dikucilkan bahkan dipenjara dan dibunuh. Dunia pun tak dapat ia raih, sementara noda dan dosa sudah memenuhi dirinya. Ia pun -demi Allah- akan menyesal di saat penyesalan tiada berguna. Sementara kita pada hari ini amat pesimis untuk dapat memiliki pemimpin yang dapat petunjuk dari Allah dalam segala sisi kepemimpinannya. Kalaupun Allah memudahkan jalan untuk munculnya pemimpin yang memiliki banyak kebaikan dan sedikit kesalahan, kapankah kita berjodoh mendapatkannya? Ya Allah, perbaikilah rakyat dan penguasa ini, sayangilah hamba-hambaMu, dan tolonglah pemimpin mereka dan bimbinglah dirinya dengan taufikMu , aamiin ..
Namun apabila ia seorang pengecut yang lemah agamanya, miskin gagasan, banyak memaksakan diri, berarti ia mengorbankan dirinya untuk menerima bencana segera. ; bisa jadi karena ia akan dikucilkan bahkan dipenjara dan dibunuh. Dunia pun tak dapat ia raih, sementara noda dan dosa sudah memenuhi dirinya. Ia pun -demi Allah- akan menyesal di saat penyesalan tiada berguna. Sementara kita pada hari ini amat pesimis untuk dapat memiliki pemimpin yang dapat petunjuk dari Allah dalam segala sisi kepemimpinannya. Kalaupun Allah memudahkan jalan untuk munculnya pemimpin yang memiliki banyak kebaikan dan sedikit kesalahan, kapankah kita berjodoh mendapatkannya? Ya Allah, perbaikilah rakyat dan penguasa ini, sayangilah hamba-hambaMu, dan tolonglah pemimpin mereka dan bimbinglah dirinya dengan taufikMu , aamiin ..
(Siyar A'lam an-Nurbala)
0 komentar:
Posting Komentar