Karena jalan yang lurus itu adalah hanya dengan mengikuti Sunnah Nabi

Jumat, 24 Juni 2016

Surat Cinta Untuk Para Pembenci Negeri Saudi Arabia

20.24 Posted by Unknown , , No comments

Wahai Saudaraku..
Negeri Saudi Arabia bukanlah Khilafah di zaman para Sahabat -radhiallahu anhum- dan rajanya juga bukanlah Mu’awiyyah bin Abu Sufyan -radhiallahu anhuma- demikian juga ulamanya bukanlah Ibnul Musayyib, bukan pula Ibnu Sirin ataupun Sulaiman bin Yasar bahkan tidak pula mendekati derajat Al Imam Asy Syafi’i ataupun Al Imam Al Auzai -rahimahumullah-. Kalau kalian mencari-cari kesalahannya niscaya kalian pasti akan mendapatinya sangat banyak, bahkan bukankah kesalahan-kesalahan sudah menjadi tabi’at manusia. Jika engkau terus-menerus mencari-cari kesalahan saudaramu sama saja jika engkau memaksanya menjadi malaikat, sesuatu yang mustahil bukan.
Wahai Saudaraku…

Negeri Saudi Arabia bukanlah Khilafah di zaman para Sahabat -radhiallahu anhum- dan rajanya juga bukanlah ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz -rahimahullah- demikian juga ulamanya bukanlah Urwah bin Zubair, bukan pula Al Hasan Al Bashri ataupun Muhammad bin Syihab bahkan tidak pula menghampiri derajat Al Imam Ahmad ataupun Imam Sufyan Ats Tsauri -rahimahumullah-. Kalau kalian membandingkan negeri yang sempurna seperti negerinya Umar bin Al Khaththab atau pemimpin setegar Utsman bin Affan -radhiallahu anhuma- maka sungguh di mata kalian negeri Saudi Arabia saat hanyalah sampah. Tapi wahai saudaraku, tunjukkan kepadaku negeri manakah yang saat ini lebih baik dari Kerajaan Saudi Arabia. Di negeri tersebut Tauhid diserukan, Sunnah dida’wahkan, hukum Had ditegakkan, ketika adzan dikumandangkan pasar-pasar menjadi sepi, para pedagang meninggalkan dagangannya kemudian menyusun shaf menyambut panggilan Allah ‘Azza Wa Jalla . Sungguh ini adalah miniatur sebuah negeri yang mencoba menegakkan Syariat Islam semampu mereka meskipun sekali lagi wahai saudaraku yang baik aku tekankan bahwa negeri Saudi Arabia bukanlah Khilafah di zaman para Sahabat –radhiallahu anhum– dan rajanya juga bukanlah Sulaiman bin Abdul Malik -rahimahullah- demikian juga ulamanya bukanlah Fudhail Ibnu Iyyadh, bukan pula Sa’id bin Jubair ataupun Atha’ bin Abi Rabah bahkan tidak pula menghampiri derajat Al Imam Al Bukhari ataupun Imam At Tirmidzi -rahimahumullah-.

Wahai Saudaraku…
Sangatlah mengherankanku ketika kalian mengatakan Saudi Arabia tidak perduli dengan kaum Muslimin, baik yang di Suriah, Palestina, Mesir maupun di belahan dunia yang lainnya. Sungguh aku tak tahu apakah yang telah membutakan matamu sehingga tidak mampu melihat dan membaca berbagai tebaran kebaikan dan bantuan dari Pemerintah dan Rakyat Saudi Arabia di seluruh penjuru dunia. Milyaran rupiah digelontorkan untuk pengungsi Suriah, bahkan Saudi memasok senjata -senapan mesin, mortir maupun anti tank- kepada kaum muslimin di Suriah yang sedang berperang dengan kaum kafir Syi’ah Raafidhah dan sekutunya. Sangat mengherankanku ketika dengan mudahnya kalian menemukan berbagai berita tapi kok bisa berita seperti ini terlewatkan dari ketukan jarimu di atas tablet atau smartphone yang engkau pakai.

Wahai Saudaraku….
Sungguh sangat menakjubkan ketika engkau tidak tahu Milyaran rupiah [bahkan dollar] yang Saudi kucurkan kepada warga Palestina sementara di saat yang sama engkau mampu mencari dan mengekspos kesalahan dan kejelekan pemerintah saudi. Bahkan ketika bantuan itu berada di depan mata kalian, di negeri kita yang tercinta ini, Nusantara negeri seribu pulau, ketika Tsunami memporak-porandakan Aceh sembilan tahun yang lalu, ketika media massa ribut menggembar-gemborkan bantuan-bantuan [berupa pinjaman dengan bunga] negeri-negeri kafir, diam-diam pemerintah dan rakyat saudi telah memberikan bantuan jutaan dolar dalam bentuk hibah alias gratis bin cuma-cuma. Tertutupkah mata kalian dari itu semua, jika kalian melakukan celaan tersebut karena ketidaktahuan maka alangkah baiknya kita diam dari sesuatu yang kita tidak punya ilmu adapun jika celaan itu muncul karena dorongan kebencian maka sungguh aku hanya bisa meminta kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar melembutkan hati-hati kita.

Wahai Saudaraku ….
Sungguh kebaikan pemerintah negeri Haramain sangatlah banyak, bahkan -yang menyedihkanku adalah bahwa- mereka-mereka yang sangat keras permusuhan dan kebenciannya terhadap pemerintah Saudi dan menuduhnya dengan tuduhan-tuduhan jelek ternyata di saat yang sama atau di masa lalu pernah menikmati fasilitas dan berbagai kebaikan dari pemerintah Saudi. Tanyalah Sa’id Aqil Siraj berapa banyak uang dan bantuan Saudi yang masuk ke kantong dan perutnya, yang di saat dia mencela Saudi -yang telah memberinya beasiswa bahkan gaji sehingga dia bisa bergelar doktor- dia justru membangga-banggakan negeri Iran, negerinya Ayatusy-syaithan Khomeini yang telah mencela Rasulullah -Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam- dengan mengatakan Rasulullah -Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam- telah gagal dalam mewujudkan keadilan, dia memuji Iran negerinya para kaum Syi’ah yang mencela Abu Bakar, ‘Umar dan Ibu kita Aisyah dan Hafshah -radhiallahu anhum-.

Wahai Saudaraku…. Tanyalah kepada para tokoh-tokoh PKS -yang banyak kader-kadernya serta ‘saudaranya’ dari Ikhwanul Muslimin begitu membenci Saudi- , Tanyalah Hiadayat Nur Wahid, Anis Matta dan lainnya berapa banyak duit dan bantuan dari Saudi yang mereka nikmati ketika bersekolah di Saudi Arabia atau ketika sekolah di LIPIA, demikian juga dengan orang-orang NU yang banyak mendapatkan bantuan dana dari Kerajaan Saudi Arabia…. Ah bahkan anjingpun tidak menggigit tangan yang memberinya makan …

Wahai Saudaraku…
Bukalah mata kalian terlebih mata hati kalian, kalian mendukung bahkan teriak-teriak dukungan kepada para pejuang di Suriah yang memerangi Basyar Ashad tapi di saat yang sama kalian justru tidak berterima kasih bahkan mencela negeri Saudi Arabia yang jika bukan karena Allah ‘Azza Wa Jalla dan kemudian kesigapan Kerajaan Saudi Arabia mengirimkan bantuan Militer kepada Kerajaan Bahrain maka saat ini mungkin saja Bahrain telah dipimpin oleh orang yang beragama sama dengan Basyar Ashad sehingga tragedi Suriah bisa saja terulang di Bahrain. Lihatlah wahai saudaraku, jika bukan karena Allah ‘Azza Wa Jalla kemudian dukungan dan fatwa para Ulama Saudi Arabia serta bantuan Dana dari pemerintah Kerajaan Saudi Arabia maka saat ini mungkin saja agama Ahmadiyyah Qadiyaniyyah telah menjadi agama resmi Negeri Pakistan. Semoga Allah ‘Azza Wa Jalla merahmati Asy Syaikh Tsanaullah Amru Tisri -seorang Salafy- yang telah membantah dan melayani Mirza Ghulam Ahmad untuk bermubahalah sehingga Mirza mati dalam keadaan mengenaskan sementara Asy Syaikh Tsanaullah masih hidup bertahun kemudian. Apakah kalian tidak mengetahui hal itu…? Kalau begitu itu sungguh sangat mengejutkan.

Wahai Saudaraku ….
Kesalahan pemerintah Saudi mungkin sangatlah banyak tapi kebaikannya juga sangatlah banyak. Tak cukup surat singkat ini untuk membeberkan semuanya,  Yang itu hanyalah sedikit dari banyaknya kebaikan negeri yang mulia dan penuh berkah ini yang sekali lagi aku katakan bahwa negeri ini juga punya banyak kesalahan, tapi syukurilah ni’mat ini bahwa masih ada negeri yang semisal Saudi Arabia, adapun kesalahannya perbaikilah sesuai dengan tuntunan Rasulullah -Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam- dan mintakanlah ampun kepada Allah ‘Azza Wa Jalla . Syukurilah ni’mat ini bahwa masih ada negeri yang di dalamnya tegak hukum Had, Shalat berjama’ah ditegakkan, Rumah-rumah ibadah kaum kafir dilarang untuk didirikan, amar ma’ruf nahi mungkar dilaksanakan dan dianjurkan. Syukurilah maka mungkin saja Allah ‘Azza Wa Jalla akan anugerahkan kita ni’mat yang lebih besar yakni Khilafa di atas Minhaj Nubuwwah. Adapun jika kita memngigkari ni’mat ini maka sungguh aku sangat mengkhawatirkan musibah akan terus menerus menghantam kita, dan terpecahbelahnya kekuatan kaum muslimin saat ini adalah musibah yang sangat besar dan realita yang sedang terjadi.

Wahai Saudaraku ….
Tersisa pertanyaan untuk diriku dan untuk kalian, ketika kalian sibuk mencela Salafiyyun dengan mengatakannya tidak perduli dengan kaum muslimin, aku jadi ingin bertanya, “di manakah kalian berada ketika kaum Muslimin sedang dibantai di Ambon dan Poso dan apa yang kalian lakukan saat itu, atau jangan-jangan kalian justru bergabung dengan banser NU yang hendak menghalangi kaum muslimin salafiyyun yang hendak berangkat ke Ambon menolong kaum Muslimin di sana dengan bertaruh nyawa. Di mana kalian dan apa yang kalian lakukan saat itu?”

di saat kalian mencela Negeri Haramain -yang telah menggelontorkan dana milyaran dolar bagi kaum muslimin di seluruh dunia- apa yang telah kalian sumbangkan untuk Islam dan Kaum Muslimin. Berapa rupiah yang telah kalian sumbangkan ke penduduk Suriah, Palestina dan lainnya. Bahkan berapa rupiah yang telah kalian sumbangkan kepasa Saudara-saudara kalian di Aceh, Yogyakarta. Bahkan berapa rupiah yang kalian sumbangkan kepada sanak saudara kalian yang membutuhkan. Bahkan berapa rupiah yang telah kalian sumbangkan untuk pembangunan Mesjid di tempat kalian, atau jangan-jangan Mesjid di tempat kalian pun ternyata adalah salah satu dari puluhan bahkan ratusan Mesjid di Nusantara ini yang merupakan bantuan dari Negeri Haramain Saudi Arabia. jangan sampai bahkan doa pun kita lupa panjatkan buat saudara-saudara kita yang menderita dan tertindas di Palestina, Suriah, Somalia, dan Negeri lainnya dan kitapun menjadi tong kosong yang nyaring bunyinya… Sungguh Bakteri Di Seberang Lautan Kelihatan tapi Gajah di Pelupuk Tidak Nampak…kita teriak-teriak bak pahlawan kesorean tapi ternyata sumbangsih kita untuk islam dan muslimin adalah NOL BESAR… 

Sumber :  https://aboeshafiyyah.wordpress.com/2013/11/29/surat-cinta-buat-para-pembenci-negeri-saudi-arabia/

0 komentar:

Posting Komentar