Wahai Saudaraku..
Negeri Saudi Arabia bukanlah Khilafah di zaman para Sahabat -radhiallahu anhum- dan rajanya juga bukanlah Mu’awiyyah bin Abu Sufyan -radhiallahu anhuma-
demikian juga ulamanya bukanlah Ibnul Musayyib, bukan pula Ibnu Sirin
ataupun Sulaiman bin Yasar bahkan tidak pula mendekati derajat Al Imam
Asy Syafi’i ataupun Al Imam Al Auzai -rahimahumullah-. Kalau
kalian mencari-cari kesalahannya niscaya kalian pasti akan mendapatinya
sangat banyak, bahkan bukankah kesalahan-kesalahan sudah menjadi tabi’at
manusia. Jika engkau terus-menerus mencari-cari kesalahan saudaramu
sama saja jika engkau memaksanya menjadi malaikat, sesuatu yang mustahil
bukan.
Wahai Saudaraku…
Negeri Saudi Arabia bukanlah Khilafah di zaman para Sahabat -radhiallahu anhum-
dan rajanya juga bukanlah ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz -rahimahullah-
demikian juga ulamanya bukanlah Urwah bin Zubair, bukan pula Al Hasan Al
Bashri ataupun Muhammad bin Syihab bahkan tidak pula menghampiri
derajat Al Imam Ahmad ataupun Imam Sufyan Ats Tsauri -rahimahumullah-.
Kalau kalian membandingkan negeri yang sempurna seperti negerinya Umar
bin Al Khaththab atau pemimpin setegar Utsman bin Affan -radhiallahu anhuma- maka
sungguh di mata kalian negeri Saudi Arabia saat hanyalah sampah. Tapi
wahai saudaraku, tunjukkan kepadaku negeri manakah yang saat ini lebih
baik dari Kerajaan Saudi Arabia. Di negeri tersebut Tauhid diserukan,
Sunnah dida’wahkan, hukum Had ditegakkan, ketika adzan dikumandangkan
pasar-pasar menjadi sepi, para pedagang meninggalkan dagangannya
kemudian menyusun shaf menyambut panggilan Allah ‘Azza Wa Jalla .
Sungguh ini adalah miniatur sebuah negeri yang mencoba menegakkan
Syariat Islam semampu mereka meskipun sekali lagi wahai saudaraku yang
baik aku tekankan bahwa negeri Saudi Arabia bukanlah Khilafah di zaman
para Sahabat –radhiallahu anhum– dan rajanya juga bukanlah Sulaiman bin Abdul Malik -rahimahullah-
demikian juga ulamanya bukanlah Fudhail Ibnu Iyyadh, bukan pula Sa’id
bin Jubair ataupun Atha’ bin Abi Rabah bahkan tidak pula menghampiri
derajat Al Imam Al Bukhari ataupun Imam At Tirmidzi -rahimahumullah-.
Wahai Saudaraku…
Sangatlah
mengherankanku ketika kalian mengatakan Saudi Arabia tidak perduli
dengan kaum Muslimin, baik yang di Suriah, Palestina, Mesir maupun di
belahan dunia yang lainnya. Sungguh aku tak tahu apakah yang telah
membutakan matamu sehingga tidak mampu melihat dan membaca berbagai
tebaran kebaikan dan bantuan dari Pemerintah dan Rakyat Saudi Arabia di
seluruh penjuru dunia. Milyaran rupiah digelontorkan untuk pengungsi
Suriah, bahkan Saudi memasok senjata -senapan mesin, mortir maupun anti
tank- kepada kaum muslimin di Suriah yang sedang berperang dengan kaum
kafir Syi’ah Raafidhah dan sekutunya. Sangat mengherankanku ketika
dengan mudahnya kalian menemukan berbagai berita tapi kok bisa berita
seperti ini terlewatkan dari ketukan jarimu di atas tablet atau
smartphone yang engkau pakai.
Wahai Saudaraku….
Sungguh
sangat menakjubkan ketika engkau tidak tahu Milyaran rupiah [bahkan
dollar] yang Saudi kucurkan kepada warga Palestina sementara di saat
yang sama engkau mampu mencari dan mengekspos kesalahan dan kejelekan
pemerintah saudi. Bahkan ketika bantuan itu berada di depan mata kalian,
di negeri kita yang tercinta ini, Nusantara negeri seribu pulau, ketika
Tsunami memporak-porandakan Aceh sembilan tahun yang lalu, ketika media
massa ribut menggembar-gemborkan bantuan-bantuan [berupa pinjaman
dengan bunga] negeri-negeri kafir, diam-diam pemerintah dan rakyat saudi
telah memberikan bantuan jutaan dolar dalam bentuk hibah alias gratis
bin cuma-cuma. Tertutupkah mata kalian dari itu semua, jika kalian
melakukan celaan tersebut karena ketidaktahuan maka alangkah baiknya
kita diam dari sesuatu yang kita tidak punya ilmu adapun jika celaan itu
muncul karena dorongan kebencian maka sungguh aku hanya bisa meminta
kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar melembutkan hati-hati kita.
Wahai Saudaraku ….
Sungguh
kebaikan pemerintah negeri Haramain sangatlah banyak, bahkan -yang
menyedihkanku adalah bahwa- mereka-mereka yang sangat keras permusuhan
dan kebenciannya terhadap pemerintah Saudi dan menuduhnya dengan
tuduhan-tuduhan jelek ternyata di saat yang sama atau di masa lalu
pernah menikmati fasilitas dan berbagai kebaikan dari pemerintah Saudi.
Tanyalah Sa’id Aqil Siraj berapa banyak uang dan bantuan Saudi yang
masuk ke kantong dan perutnya, yang di saat dia mencela Saudi -yang
telah memberinya beasiswa bahkan gaji sehingga dia bisa bergelar doktor-
dia justru membangga-banggakan negeri Iran, negerinya Ayatusy-syaithan
Khomeini yang telah mencela Rasulullah -Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam- dengan mengatakan Rasulullah -Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam- telah
gagal dalam mewujudkan keadilan, dia memuji Iran negerinya para kaum
Syi’ah yang mencela Abu Bakar, ‘Umar dan Ibu kita Aisyah dan Hafshah -radhiallahu anhum-.
Wahai
Saudaraku…. Tanyalah kepada para tokoh-tokoh PKS -yang banyak
kader-kadernya serta ‘saudaranya’ dari Ikhwanul Muslimin begitu membenci
Saudi- , Tanyalah Hiadayat Nur Wahid, Anis Matta dan lainnya berapa
banyak duit dan bantuan dari Saudi yang mereka nikmati ketika bersekolah
di Saudi Arabia atau ketika sekolah di LIPIA, demikian juga dengan
orang-orang NU yang banyak mendapatkan bantuan dana dari Kerajaan Saudi
Arabia…. Ah bahkan anjingpun tidak menggigit tangan yang memberinya
makan …
Wahai Saudaraku…
Bukalah
mata kalian terlebih mata hati kalian, kalian mendukung bahkan
teriak-teriak dukungan kepada para pejuang di Suriah yang memerangi
Basyar Ashad tapi di saat yang sama kalian justru tidak berterima kasih
bahkan mencela negeri Saudi Arabia yang jika bukan karena Allah ‘Azza Wa Jalla dan
kemudian kesigapan Kerajaan Saudi Arabia mengirimkan bantuan Militer
kepada Kerajaan Bahrain maka saat ini mungkin saja Bahrain telah
dipimpin oleh orang yang beragama sama dengan Basyar Ashad sehingga
tragedi Suriah bisa saja terulang di Bahrain. Lihatlah wahai saudaraku,
jika bukan karena Allah ‘Azza Wa Jalla kemudian dukungan dan
fatwa para Ulama Saudi Arabia serta bantuan Dana dari pemerintah
Kerajaan Saudi Arabia maka saat ini mungkin saja agama Ahmadiyyah
Qadiyaniyyah telah menjadi agama resmi Negeri Pakistan. Semoga Allah ‘Azza Wa Jalla merahmati
Asy Syaikh Tsanaullah Amru Tisri -seorang Salafy- yang telah membantah
dan melayani Mirza Ghulam Ahmad untuk bermubahalah sehingga Mirza mati
dalam keadaan mengenaskan sementara Asy Syaikh Tsanaullah masih hidup
bertahun kemudian. Apakah kalian tidak mengetahui hal itu…? Kalau begitu
itu sungguh sangat mengejutkan.
Wahai Saudaraku ….
Kesalahan
pemerintah Saudi mungkin sangatlah banyak tapi kebaikannya juga
sangatlah banyak. Tak cukup surat singkat ini untuk membeberkan
semuanya, Yang itu hanyalah sedikit dari banyaknya kebaikan negeri yang mulia dan
penuh berkah ini yang sekali lagi aku katakan bahwa negeri ini juga
punya banyak kesalahan, tapi syukurilah ni’mat ini bahwa masih ada
negeri yang semisal Saudi Arabia, adapun kesalahannya perbaikilah sesuai
dengan tuntunan Rasulullah -Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam- dan mintakanlah ampun kepada Allah ‘Azza Wa Jalla .
Syukurilah ni’mat ini bahwa masih ada negeri yang di dalamnya tegak
hukum Had, Shalat berjama’ah ditegakkan, Rumah-rumah ibadah kaum kafir
dilarang untuk didirikan, amar ma’ruf nahi mungkar dilaksanakan dan
dianjurkan. Syukurilah maka mungkin saja Allah ‘Azza Wa Jalla akan
anugerahkan kita ni’mat yang lebih besar yakni Khilafa di atas Minhaj
Nubuwwah. Adapun jika kita memngigkari ni’mat ini maka sungguh aku
sangat mengkhawatirkan musibah akan terus menerus menghantam kita, dan
terpecahbelahnya kekuatan kaum muslimin saat ini adalah musibah yang
sangat besar dan realita yang sedang terjadi.
Wahai Saudaraku ….
Tersisa
pertanyaan untuk diriku dan untuk kalian, ketika kalian sibuk mencela
Salafiyyun dengan mengatakannya tidak perduli dengan kaum muslimin, aku
jadi ingin bertanya, “di manakah kalian berada ketika kaum Muslimin
sedang dibantai di Ambon dan Poso dan apa yang kalian lakukan saat itu,
atau jangan-jangan kalian justru bergabung dengan banser NU yang hendak
menghalangi kaum muslimin salafiyyun yang hendak berangkat ke Ambon
menolong kaum Muslimin di sana dengan bertaruh nyawa. Di mana kalian dan
apa yang kalian lakukan saat itu?”
di
saat kalian mencela Negeri Haramain -yang telah menggelontorkan dana
milyaran dolar bagi kaum muslimin di seluruh dunia- apa yang telah
kalian sumbangkan untuk Islam dan Kaum Muslimin. Berapa rupiah yang
telah kalian sumbangkan ke penduduk Suriah, Palestina dan lainnya.
Bahkan berapa rupiah yang telah kalian sumbangkan kepasa Saudara-saudara
kalian di Aceh, Yogyakarta. Bahkan berapa rupiah yang kalian sumbangkan
kepada sanak saudara kalian yang membutuhkan. Bahkan berapa rupiah yang
telah kalian sumbangkan untuk pembangunan Mesjid di tempat kalian, atau
jangan-jangan Mesjid di tempat kalian pun ternyata adalah salah satu
dari puluhan bahkan ratusan Mesjid di Nusantara ini yang merupakan
bantuan dari Negeri Haramain Saudi Arabia. jangan sampai bahkan doa pun
kita lupa panjatkan buat saudara-saudara kita yang menderita dan
tertindas di Palestina, Suriah, Somalia, dan Negeri lainnya dan kitapun
menjadi tong kosong yang nyaring bunyinya… Sungguh Bakteri Di Seberang
Lautan Kelihatan tapi Gajah di Pelupuk Tidak Nampak…kita teriak-teriak
bak pahlawan kesorean tapi ternyata sumbangsih kita untuk islam dan
muslimin adalah NOL BESAR…
Sumber : https://aboeshafiyyah.wordpress.com/2013/11/29/surat-cinta-buat-para-pembenci-negeri-saudi-arabia/